Harga Saham IHSG Makin Merana, Efek Pangkas Rating Oleh Goldman Sachs?
Bank investasi global yang berbasis di New York, Goldman Sachs Group Inc memangkas peringkat sejumlah aset investasi mereka di Indonesia, terutama yang ada di pasar saham dan surat utang. Langkah ini diambil karena meningkatnya risiko fiskal yang dipicu oleh berbagai inisiatif ekonomi yang diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Berdasarkan
laporan Bloomberg (10 Maret 2025), Goldman Sachs, menurunkan peringkat saham
Indonesia dari overweight menjadi market weight. Keputusan ini diambil
setelah melihat tekanan yang terus terjadi di pasar saham Indonesia dalam
beberapa bulan terkahir. Faktor utama yang berkontribusi terhadap pelemahan ini
adalah ketidakpastian akibat ketegangan perdagangan global serta perlambatan
pertumbuhan ekonomi domestik yang mengurangi minat investor untuk berinvestasi
di Indonesia. Baca Juga: Mengapa Perang Dagang Bisa Mempengaruhi Pergerakan Bursa Saham?
Pada
penutupan perdagangan Senin (10 Maret 2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
melemah 0,57% ke level 6.598,21. Sepanjang tahun ini, IHSG telah mengalami
penurunan sebesar 6,8%, menjadikannya indeks saham dengan kinerja terburuk
ketiga di dunia. Para analis dari Goldman Sachs menilai bahwa faktor utama yang
menekan pasar saham Indonesia adalah risiko ekonomi yang meningkat setelah
Presiden Prabowo mengumumkan berbagai kebijakan ekonomi baru.
Beberapa
kebijakan tersebut termasuk realokasi anggaran, pembentukan dana kekayaan
negara, serta ekspansi program perumahan bagi keluarga berpenghasilan rendah.
Langkah-langkah ini dikhawatirkan dapat memperburuk defisit fiskal negara.
Goldman Sachs juga telah merevisi perkiraan defisit anggaran Indonesia untuk
tahun 2025, dari sebelumnya 2,5% menjadi 2,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Timotius
Moe, seorang strategist di Goldman Sachs, menyatakan bahwa tekanan tambahan
terhadap pasar juga berasal dari laba perusahaan yang lebih rendah serta
pengetatan likuiditas dalam sistem perbankan. "Penundaan yang tidak biasa
dalam alokasi anggaran bulanan Indonesia pada Januari telah menimbulkan
pertanyaan di kalangan investor mengenai kondisi keuangan pemerintah setelah
serangkaian kebijakan yang diumumkan oleh Prabowo," tulisnya dalam riset
terbaru.
Rekomendasi
Goldman tersebut memperpanjang daftar penurunan rekomendasi yang sebelumnya
dirilis oleh Morgan Stanley pada bulan lalu. Pada 19 Februari, Morgan Stanley
memangkas rekomendasi saham MSCI Indonesia dari equal weight menjadi
underweight. Tekanan di pasar saham semakin terasa dengan hanya 226 saham yang
mengalami penguatan, sementara 368 saham mengalami pelemahan, dan 210 saham
stagnan.
Sektor
yang menjadi pemberat IHSG antara lain saham barang baku yang turun 3,23%,
saham perindustrian yang melemah 2,46%, serta saham kesehatan yang merosot
1,82%. Sektor properti juga mengalami penurunan dengan pelemahan sebesar 0,81%.
Namun, di tengah tekanan pasar, saham-saham di sektor teknologi tetap solid di
zona hijau dengan penguatan mencapai 5,32%.
Penurunan
peringkat investasi ini berpotensi menimbulkan sejumlah dampak negatif terhadap
pasar keuangan Indonesia. Investor asing kemungkinan akan lebih berhati-hati
dalam menempatkan dananya di pasar modal Indonesia, yang dapat menyebabkan arus
modal keluar lebih lanjut. Jika kepercayaan investor menurun, nilai tukar
rupiah pun bisa terpengaruh, yang pada gilirannya akan memberikan tekanan
tambahan terhadap stabilitas ekonomi.
Selain
itu, kondisi pasar obligasi juga diperkirakan akan menghadapi tantangan serupa.
Dengan meningkatnya risiko fiskal dan defisit anggaran yang lebih besar dari
perkiraan sebelumnya, imbal hasil surat utang negara Indonesia bisa meningkat
sebagai kompensasi terhadap risiko yang lebih tinggi. Jika ini terjadi, biaya
pinjaman bagi pemerintah dan korporasi Indonesia akan menjadi lebih mahal, yang
berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
Pelemahan
IHSG yang signifikan juga mencerminkan menurunnya kepercayaan investor terhadap
prospek ekonomi Indonesia. Jika tren ini berlanjut, perusahaan-perusahaan yang
bergantung pada pendanaan dari pasar saham bisa menghadapi tantangan dalam
memperoleh modal untuk ekspansi dan investasi lebih lanjut.
Pemerintah
Indonesia tentu tidak tinggal diam menghadapi situasi ini. Kementerian Keuangan
dan Bank Indonesia kemungkinan besar akan mengambil langkah-langkah untuk
meredam dampak negatif dari revisi peringkat investasi Goldman Sachs. Salah
satu opsi yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan transparansi kebijakan
fiskal serta memberikan kepastian kepada investor mengenai keberlanjutan
langkah-langkah yang diambil pemerintah.
Di sisi lain, kebijakan moneter juga bisa berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi. Bank Indonesia dapat mempertimbangkan langkah-langkah seperti intervensi di pasar valuta asing atau kebijakan suku bunga untuk menjaga nilai tukar rupiah agar tetap stabil. Selain itu, reformasi struktural yang mendorong investasi asing langsung juga perlu diperkuat agar dapat meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi jangka panjang. Baca Juga: 10 Langkah Yang Bisa Kamu Lakukan Ketika IHSG Jeblok