8 Saham yang Dimiliki Lo Kheng Hong: Investasi Jangka Panjang Sang Warren Buffett Indonesia

Lo Kheng Hong dikenal sebagai salah satu investor ritel paling sukses di Indonesia. Banyak yang menyebutnya sebagai "Warren Buffett Indonesia" karena strategi investasinya yang mengedepankan value investing dan kesabaran dalam menahan saham selama bertahun-tahun hingga mencapai nilai yang lebih tinggi.

Dalam berbagai kesempatan, Lo Kheng Hong sering berbagi wawasan tentang saham-saham yang menurutnya undervalued dan memiliki potensi besar di masa depan.

Berikut adalah delapan saham yang saat ini masuk dalam portofolio Lo Kheng Hong dan alasan di balik pilihannya:

PGAS (PT Perusahaan Gas Negara Tbk.)

PGAS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi dan transmisi gas alam di Indonesia. Lo Kheng Hong tertarik dengan saham ini karena beberapa alasan:

1.  Sumber Pendapatan yang Stabil: Sebagai perusahaan distribusi gas utama di Indonesia, PGAS memiliki basis pelanggan yang besar dan pendapatan yang stabil.

2. Valuasi Undervalued: PGAS sering diperdagangkan di bawah nilai wajarnya, memberikan peluang bagi investor value investing.

3.   Dividen Menarik: Sebagai perusahaan BUMN, PGAS rutin membagikan dividen yang menarik bagi investor jangka panjang. Baca Juga: 9 Saham di Indonesia (IHSG) dengan Dividen Yield Terbesar di Atas 10%

BNGA (PT Bank CIMB Niaga Tbk.)

BNGA adalah salah satu bank terbesar di Indonesia dengan basis pelanggan yang kuat. Lo Kheng Hong melihat beberapa faktor penting dalam saham ini: 

1.  Fundamental Kuat: BNGA memiliki rasio kredit bermasalah (NPL) yang rendah dan tingkat profitabilitas yang baik.

2. Kinerja Konsisten: Bank ini secara konsisten mencetak laba dan memiliki rasio kecukupan modal yang sehat.

3.  Potensi Pertumbuhan: Dengan digitalisasi yang semakin meningkat, BNGA memiliki peluang untuk meningkatkan pangsa pasarnya.

BDMN (PT Bank Danamon Indonesia Tbk.)

Bank Danamon merupakan bagian dari grup MUFG Jepang, salah satu grup perbankan terbesar di dunia. Alasan Lo Kheng Hong mengoleksi saham ini:

1.  Didukung Investor Global: MUFG sebagai pemegang saham mayoritas memberikan stabilitas dan akses modal yang kuat.

2.  Ekspansi Bisnis: Dengan dukungan MUFG, BDMN mampu memperluas lini bisnis dan meningkatkan pendapatan dari segmen kredit komersial dan ritel.

3.  Valuasi Menarik: Saham BDMN sering kali diperdagangkan dengan Price to Book Value (PBV) yang lebih rendah dibandingkan bank besar lainnya.



BMTR (PT Global Mediacom Tbk.)

BMTR adalah induk usaha dari MNC Group yang memiliki bisnis di bidang media, termasuk televisi, radio, dan digital. Lo Kheng Hong melihat potensi dalam saham ini karena:

1.  Dominasi di Industri Media: BMTR mengendalikan beberapa saluran TV terbesar di Indonesia seperti RCTI, MNCTV, dan GTV.

2.  Monetisasi Konten Digital: Dengan pergeseran ke media digital, BMTR memiliki peluang untuk meningkatkan pendapatan dari platform streaming dan iklan digital.

3.  Harga Saham yang Murah: BMTR sering kali diperdagangkan dengan valuasi yang lebih rendah dibandingkan kompetitor.

GJTL (PT Gajah Tunggal Tbk.)

GJTL adalah salah satu produsen ban terbesar di Indonesia dengan pasar yang luas, baik di dalam negeri maupun ekspor. Lo Kheng Hong memilih saham ini karena:

1.      Posisi Pasar yang Kuat: GJTL memiliki merek yang dikenal luas dan merupakan pemasok utama bagi berbagai merek kendaraan.

2.      Potensi Pertumbuhan Ekspor: Dengan meningkatnya permintaan ban di pasar global, GJTL memiliki peluang ekspansi yang besar.

3.      Valuasi yang Undervalued: Saham GJTL sering kali diperdagangkan dengan Price to Earnings Ratio (PER) yang rendah.

NISP (PT Bank OCBC NISP Tbk.)

Bank OCBC NISP merupakan salah satu bank tertua di Indonesia dan memiliki reputasi yang baik dalam manajemen risiko. Alasan Lo Kheng Hong mengoleksi saham ini:

1.  Fundamental yang Kuat: Bank ini memiliki rasio kecukupan modal yang tinggi dan NPL yang rendah.

2. Pertumbuhan Berkelanjutan: Dengan dukungan dari OCBC Singapura, bank ini memiliki akses ke sumber daya yang luas.

3.  Dividen Konsisten: Sebagai bank yang stabil, NISP rutin membagikan dividen kepada pemegang sahamnya.

ABMM (PT ABM Investama Tbk.)

ABMM adalah perusahaan yang bergerak di bidang energi, pertambangan batubara, dan logistik. Beberapa faktor yang membuat Lo Kheng Hong tertarik dengan saham ini:

1.  Permintaan Batubara yang Stabil: Meskipun tren global menuju energi terbarukan, batubara masih menjadi sumber energi utama di banyak negara.

2.  Diversifikasi Bisnis: ABMM tidak hanya bergerak di pertambangan batubara, tetapi juga di bidang energi dan jasa logistik.

3.  Rasio Keuangan yang Sehat: Perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi dan struktur permodalan yang kuat.

DILD (PT Intiland Development Tbk.)

DILD adalah salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia yang memiliki portofolio di segmen residensial, komersial, dan industrial. Lo Kheng Hong mengoleksi saham ini karena:

1.  Aset Bernilai Tinggi: DILD memiliki portofolio tanah dan properti yang strategis di lokasi utama.

2.  Prospek Pemulihan Sektor Properti: Dengan pertumbuhan ekonomi yang kembali meningkat, sektor properti diprediksi akan mengalami pemulihan.

3.  Valuasi yang Menarik: Saham DILD sering kali diperdagangkan di bawah nilai aset bersihnya.

 

Lo Kheng Hong adalah investor yang dikenal dengan strategi value investing. Ia memilih saham-saham yang memiliki fundamental kuat, valuasi murah, dan potensi pertumbuhan jangka panjang. Kedelapan saham yang disebutkan di atas merupakan contoh bagaimana ia menerapkan prinsip-prinsip investasinya dalam mencari perusahaan undervalued yang berpotensi memberikan keuntungan besar di masa depan.

Bagi investor ritel, mempelajari strategi investasi Lo Kheng Hong dapat memberikan wawasan berharga dalam memilih saham yang tepat. Namun, selalu penting untuk melakukan riset sendiri sebelum membeli saham agar keputusan investasi lebih matang dan sesuai dengan profil risiko masing-masing. Baca Juga: Sembilan Emiten Ini Bakal Gelar Buyback, Mana yang Menarik?

Loading...

Subscribe to receive free email updates: