Kapan Kita Harus Berhenti Melakukan Average Down Pada Saham
Kapan
kita harus berhenti average down di
saham? Ini merupakan pertanyaan umum dari kita, ketika mendapati harga saham
yang kita pegang turun terus menerus. Mau di cut loss, sayang melihat kerugian yang ada. Sementara ingin mau average down, mau sampai kapan?
Sementara dana sudah terbatas atau habis.
Sebelum
membahas waktu yang tepat untuk berhenti melakukan average down? Marilah kita bahas terlebih dahulu tentang metode average down. Metode average down merupakan salah satu
strategi investasi yang membeli lebih banyak saham yang harganya sedang turun
dengan tujuan menambah jumlah saham dan menurunkan harga rata-rata pembelian
saham. Walaupun average down
memanfaatkan penurunan harga, jika dilakukan tanpa perhitungan yang matang,
strategi ini bisa menjadi jebakan finansial. Baca Juga: Kunci Kesuksesan Berinvestasi di Saham yaitu SABAR! Inilah Manfaat Sabar Di Pasar Saham
Berikut adalah kapan sebaiknya kita
berhenti melakukan average down:
Pertama: Jika fundamental perusahaan
memburuk
Jika
penurunan harga saham dikarenakan oleh fundamental perusahaan yang memburuk
atau melemah, seperti terjadi penurunan laba, utang yang membengkak, manajemen
perusahaan yang tidak jujur, maka sebaiknya berhenti untuk melakukan average down.
Kedua: Portofolio menjadi tidak
seimbang
average down
bisa diberhentikan jika strategi ini membuat sebagian besar portofolio Anda
terkonsentrasi pada satu atau sektor tertentu yang dapat meningkatkan risiko
kerugian. Evaluasi kembali porfolio Anda dan pastikan alokasi aset tetap
seimbang.
Ketiga: Tidak ada batasan yang jelas
Ingat
selalu, sebelum menerapkan strategi average
down, tentukan batasan dana dan risiko yang Anda siapkan. Jika Anda membeli
tanpa batasan, Anda bisa kehabisan dana atau terjebak pada saham yang terus
menurun harganya. Jadi alangkah bijaksananya jika Anda menetapkan batasan maksimum
berapa banyak yang bisa diinvestasikan, baik secara nominal maupun proporsi
portofolio.
Keempat: Jika tren saham terus turun
Penurunan
harga saham yang terus berlanjut tanpa tanda-tanda pemulihan sering kali
menunjukkan masalah yang lebih dalam. Sebaiknya hindari melakukan average down jika saham berada dalam
tren menurun. Ingat, jangan melawan pasar modal jika semua indikator
menunjukkan penurunan lebih lanjut.
Kelima: Ketika emosi menguasai
keputusan
Keputusan
investasi yang baik didasarkan pada data dan analisis, bukan berdasarkan emosi.
Jika Anda merasa mulai mengambil keputusan karena takut kehilangan atau fear of losing out sehingga menimbulkan
harapan yang tidak realistis, sebaiknya hentikan average down. Untuk itu, bersikaplah objektif dalam memutuskan yang
sangat penting dalam mengelola investasi.
Keenam: Saat ada kesempatan investasi
yang lebih baik
Di
poin terakhir, jika ada kesempatan investasi yang lebih baik, sebaiknya hentikan
strategi average down. Dari pada
melakukan average down pada saham
yang bermasalah, lebih baik mengalihkan dana ke investasi lain yang lebih
prospektif. Peluang yang lebih baik dapat memberikan hasil yang optimal
daripada mempertahankan saham dengan risiko tinggi.
Itulah
enam kondisi dimana kita harus berhenti melakukan strategi average down. Strategi average
down dapat menjadi metode yang efektif jika dilakukan dengan perencanaan
matang dan analisis yang tepat. Namun, sangat penting untuk tahu kapan harus
berhenti. Jika fundamental perusahaan memburuk, portofolio menjadi tidak
seimbang, atau emosi mulai mendominasi keputusan, langkah terbaik adalah
menghentikan average down. Investasi
yang bijak adalah tentang membuat keputusan berdasarkan data dan strategi, bukan
semata-mata berharap keberuntungan.
Perlu diingat, sebelum menerapkan average down, lakukan analisis mendalam. Ingatlah selalu, investasi merupakan perjalanan panjang, bukan sprint, keputusan bijak hari ini akan menentukan hasil di masa depan. Baca Juga: 10 Cara Praktis Dalam Memilih Saham Potensial