Saham Batubara Yang Memiliki Fundamental Bagus Dengan Harga Yang Terdiskon

Saham batubara apa yang memiliki fundamental yang baik dengan harga valuasi yang murah saat ini di IHSG? Itulah pertanyaan yang sering diajukan. Hal ini beralasan, saham batubara merupakan salah satu sektor yang paling banyak diminati untuk diinvestasikan, selain karena menawarkan kapital gain yang tinggi, saham batubara juga menawarkan pembayaran dividen yang menggiurkan.

Untuk menjawab pertanyaan di atas, berikut ini kita akan membahas perusahaan batubara yang memiliki fundamental kuat dengan harga valuasi yang murah dilihat dari pertumbuhan pendapatan, laba bersih, rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio/DER) dan valuasi Price to Book Value (PBV):

Pertama: PT. Bukit Asam Tbk (PTBA)

Investor mana yang tidak tahu PT. Bukit Asam Tbk (PTBA)? Perusahaan di sektor batubara ini merupakan perusahaan batubara terkemuka di Indonesia dan memiliki fundamental yang relatif kuat. Berikut ini adalah beberapa indikator dari PTBA:

1.  Pertumbuhan pendapatan:

Saham batubara ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10,52%, tertinggi di antara kelima perusahaan yang kita bahas di artikel ini. Hal ini menandakan kemampuan perusahaan untuk tetap tumbuh di tengah kondisi pasar saham yang fluktuatif.

2.  Pertumbuhan laba bersih:

Memasuki pada poin kedua ini, PTBA mencatatkan penurunan sebesar -14,52%. Namun, meski terjadi penurunan, perusahaan ini masih memiliki posisi yang relatif baik dibandingkan perusahaan lain di sektor yang sama.

3.  Debt to Equity Ratio (DER):

Rasio DER PTBA berada di level 0,14, terendah kedua setelah BSSR. Hal ini menunjukkan PTBA memiliki struktur modal yang kuat dan risiko keuangan yang rendah.

4.  Price to Book Value (PBV):

Adapun nilai daro PBV PTBA adalah 1,64. Meskipun lebih tinggi dibandingkan beberapa pesaingnya, valuasi ini tetap menarik dengan pertumbuhan pendapatan yang stabil dan prospek jangka panjang yang menjanjikan.

Saham PTBA dapat dianggap sebagai pilihan yang menarik bagi investor konservatif yang mengutamakan stabilitas fundamental dengan pertumbuhan yang cukup konsisten. Baca Juga: Inilah Tanda-Tanda Saham Sedang Terdiskon Dan Wajib Kamu Beli!

Kedua: PT. Adaro Energy Tbk (ADRO)

Saham kedua ini merupakan saham yang menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini yang akan berencana akan membagikan dividen jumbo dalam waktu dekat. Berikut adalah beberapa poin penting terkait ADRO:

1.  Pertumbuhan pendapatan:

Dari segi pertumbuhan pendapatan, ADRO mengalami penurunan pendapatan sebesar 10,63%. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk volatilitas harga batubara global.

2.  Pertumbuhan laba bersih:

Sama dengan pertumbuhan pendapatan, dari segi pertumbuhan laba bersih juga mengalami penurunan (-2,95%). Walau demikian, pertumbuhan laba bersih perusahaan ini masih lebih baik dibandingkan dengan sebagian besar kompetitor di sektor ini.

3.  Debt to Equity Ratio (DER)

ADRO memiliki DER relatif rendah yaitu sebesar 0,19, itu artinya perusahaan ini memiliki struktir permodalan yang sehat.

4.  Price to Book Value (PBV)

Valuasi saham ini terbilang cukup murah dibandingkan dengan nilai buku perusahannya yang berada di level 1,09.

Dengan DER yang rendah dan PBV yang masih di bawah dua kali lipat, ADRO layak dipertimbangkan sebagai saham dengan fundamental solid dan valuasi yang menarik.



Ketiga: PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR)

BSSR adalah perusahaan batubara yang cenderung lebih kecil dibandingkan PTBA dan ADRO namun memiliki beberapa keunggulan tersendiri. Berikut analisis mendalam terkait BSSR:

1.  Pertumbuhan pendapatan:

BSSR mencatatkan penurunan pertumbuhan pendapatan sebesar -16,64% yang menunjukkan adanya tantangan dalam mempertahankan volume penjualan atau harga jual di tengah kondisi pasar penuh tekanan.

2.  Pertumbuhan laba bersih

Hal sama juga dengan pertumbuhan laba bersih BBSR yang juga mengalami penurunan sebesar -11,42%, namun relatif kecil dibandingkan ABMM dan INDY.

3.  Debt to Equity Ratio (DER)

BBSR memiliki rasio utang yang rendah dibandingkan dengan perusahaan batu bara lain, yaitu 0,01. Ini menunjukkan bahwa perusahaan ini hampir tidak memiliki utang, yang menjadi indikator positif dalam hal risiko keuangan.

4.  Price to Book Value (PBV)

Dari segi PBV, BBSR memiliki PBV diangka 2,6, tertinggi di antara perusahaan yang kita bahas. Hal ini menandakan valuasi dari saham BBSR ini lebih tinggi dari perusahaan batubara yang kita bahas kali ini.

BSSR dapat menjadi pilihan bagi investor yang mencari perusahaan dengan struktur modal yang sangat rendah utang, namun perlu dicatat bahwa valuasinya lebih tinggi dari yang lain.

Keempat: PT ABM Investama Tbk (ABMM)

ABMM adalah salah satu perusahaan batubara yang memiliki fundamental yang cukup berbeda dibandingkan dengan yang lain. ABMM memiliki tantangan tersendiri, namun ada beberapa aspek yang menarik:

1.      Pertumbuhan pendapatan:

Dari segi pertumbuhan pendapatan, perusahaan ini mencatatkan penurunan pendapatan sebesar -21,18%. Hal ini mendandakan adanya tantangan serius dalam mempertahankan pendapatan perusahaan.

2.      Pertumbuhan laba bersih:

ABMM juga mengalami penurunan pertumbuhan laba bersih sebesar -50,42% yang menandakan penurunan protitabilitas yang signifikan.

3.      Debt to Equity Ratio (DER):

Masuk ke DER, ABMM memiliki utang yang relatif tinggi dibandingkan dengan ekuitasnya, dimana perusahaan ini memiliki DER di level 1,28.

4.      Price to Book Value (PBV):

Lalu masuk ke PBV, ABMM memiliki valuasi yang relatif murah yaitu berada di PBV sebesar 0,77.

Valuasi yang murah bisa menjadi peluang bagi investor yang memiliki toleransi risiko tinggi, terutama jika perusahaan dapat membalikkan situasi keuangannya di masa mendatang.

Kelima: PT Indika Energy Tbk (INDY)

Salah satu saham batubara andalan berikutnya adalah INDY. Berikut beberapa indikator keuangan INDY:

1.  Pertumbuhan pendapatan:

Dari segi pertumbuhan pendapatan, saham INDY mengalami penurunan pendapatan terbesar diantara perusahaan batubara yang kita bahas yaitu mencapai -22,38%. Ini menunjukkan adanya tantangan yang cukup besar dalam menjaga pendapatan di level yang stabil.

2.  Pertumbuhan laba bersih:

Begitupun kalau kita beralih ke laba bersih yang juga mengalami penurunan sebesar -63,33%.

3.  Debt to Equity Ratio (DER):

Untuk DER, INDY memiliki tingkat utang yang cukup tinggi, yakni: 1,02.

4.  Price to Book Value (PBV):

Dari segi valuasi harga, INDY memiliki valuasi terendah di antara perusahaan batubara yang kita bahas, yang berada di PBV 0,57.

INDY dapat menarik bagi investor yang menginginkan saham yang sangat undervalued, namun perlu memperhatikan risiko yang ada mengingat pertumbuhan laba dan pendapatan perusahaan sedang mengalami penurunan signifikan.

Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan memiliki keunggulan dan tantangannya masing-masing:

PTBA menjadi pilihan utama bagi investor konservatif karena memiliki pertumbuhan pendapatan positif dan DER yang rendah.

ADRO menawarkan kombinasi menarik antara valuasi yang murah dengan fundamental yang relatif baik.

BSSR adalah opsi bagi investor yang mencari perusahaan dengan tingkat utang sangat rendah, namun valuasi yang lebih tinggi.

ABMM dan INDY dapat menarik bagi investor yang ingin mencari saham dengan valuasi murah dan berpotensi pulih dalam jangka panjang, meskipun perlu perhatian ekstra terhadap kinerja keuangannya.

Memilih saham batubara di IHSG dengan fundamental terbaik dan valuasi yang terdiskon memerlukan analisis mendalam terhadap prospek bisnis, kebijakan manajemen, serta kondisi pasar batubara global. Baca Juga: Enam Cara Memilih Saham Yang Memiliki Pertumbuhan (Growth) Yang Bagus!

Loading...

Subscribe to receive free email updates: