Pahami Siklus Saham Agar Keuntungan dari Investasi Saham Dapat Anda Raih
Mendapatkan
keuntungan melalui investasi saham tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Diperlukan pengetahuan dan pengalaman dalam berinvestasi di saham. Salah satu
hal yang penting untuk mendapatkan keuntungan dari investasi di saham adalah dengan
memahami siklus saham.
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai siklus saham, tahap-tahap dalam siklus saham, serta bagaimana investor dapat memanfaatkan siklus ini untuk mencapai keuntungan maksimal.
Pengertian siklus saham
Siklus
saham merupakan pola pergerakan saham yang berulang selama periode tertentu. Siklus
ini bisa berlangsung dalam jangka pendek (harian atau mingguan), menengah
(bulanan), hingga jangka panjang (tahunan atau dekade). Siklus saham biasanya
terdiri dari beberapa fase yang berbeda dan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti kondisi ekonomi, inflasi, suku bunga, dan sentimen pasar. Dengan
memahami siklus saham, kita bisa mengambil keputusan bijaksana kapan waktu
membeli atau menjual saham.
Tahapan siklus saham
Secara
umum, ada empat siklus saham, yaitu:
1. Tahap akumulasi
Tahap akumulasi terjadi
setelah pasar mengalami penurunan besar atau crash. Umumnya, di tahap ini harga
saham berada pada level yang sangat rendah dikarenakan banyak investor yang
menjual saham. Namun, di sisi lain, biasanya investor yang berpengalaman atau institusi
besar mulai mencicil membeli saham ini karena yakin di masa depan harga saham
ini akan naik. Dalam membeli saham ini, mereka membeli secara bertahap agar
tidak terjadi lonjakan harga yang signifikan.
2. Tahap mark up
Memasuki tahap kedua,
yaitu tahap mark up. Tahap dimana
tahap akumulasi telah selesai dan sentimen pasar mulai pulih. Di tahap mark up ini harga saham mulai mengalami
kenaikan yang signifikan. Tentu saja pada tahap ini investor mulai berdatangan karena
mulai tertarik untuk masuk ke pasar, menyebabkan volume perdagangan meningkat. Di
tahap ini merupakan waktu yang baik untuk investor untuk masuk dalam rangka memperkuat
portofolio mereka, karena prospek kenaikan harga masih terbuka lebar.
3. Tahap distribusi
Pada tahap distribusi ini
merupakan tahap di mana harga saham sudah mencapai puncaknya. Pada tahap ini,
para investor berpengalaman atau institusi besar mulai menjual saham mereka
secara bertahap, atau mendistribusikan saham mereka ke investor ritel yang masih
optimis terhadap kenaikan harga saham. Sebenarnya volume perdagangan tetap
tinggi, tetapi harga saham mulai sulit naik lebih tinggi.
Pada tahap ini
tanda-tanda pembalikan tren biasanya mulai terlihat pada tahap ini, seperti
munculnya pola bearish dalam grafik
harga saham. Inilah waktu bagi kita sebagai investor untuk berhati-hati dan
mempertimbangkan untuk mulai menjual saham agar terhindar dari risiko penurunan
harga yang signifikan.
4. Tahap mark down
Di tahap terakhir ini, harga saham
mengalami penurunan yang dalam. Setelah fase distribusi, pasar mulai melemah
dan banyak investor panik, hal ini membuat harga saham turun dengan cepat. Di
tahap ini, banyak investor yang mengalami kerugian karena mereka membeli saham
pada harga yang tinggi di tahap distribusi. Tapi, bagi investor yang
berpengalaman dan sabar, pada tahap ini merupakan peluang untuk kembali
menunggu tahap akumulasi berikutnya.
Strategi memanfaatkan siklus saham
Memahami
siklus saham saja tidak cukup, investor juga perlu mengetahui bagaimana
memanfaatkannya untuk mencapai keuntungan. Berikut beberapa strategi yang bisa
diterapkan berdasarkan siklus saham:
1. Mengidentifikasi
tahap siklus
Sebelum memutuskan untuk
membeli saham, perlu diketahui di mana posisi pasar saat ini. Analisis fundamental
dan teknikal dapat membantu investor dalam mengidentifikasi tahap siklus saham.
Pada analisis
fundamental, Anda dapat membaca laporan keuangan, rasio keuangan untuk menentukan
apakah perusahaan undervalued atau overvalued, analisis industri dan ekonomi,
serta melihat kualitas manajemen perusahaan saham yang akan kita beli. Baca Juga: Inilah Rasio Keuangan Penting Di Laporan Keuangan (PER, PBV, ROE, dan EPS)
Pada analisis teknikal
untuk memprediksi pergerakan harga saham dengan mempelajari pola dan tren dari
data harga dan volume perdagangan di masa lalu, dengan indikator: tren dan pola
grafik, moving averages, indikator
momentum, dan volume perdagangan.
2. Menggunakan
dollar cost averaging
Dalam tahap akumulasi, di
mana harga saham relatif murah, investor dapat memanfaatkan dollar cost averaging yaitu membeli
saham secara rutin dalam jumlah yang sama, kita bisa mendapatkan harga
rata-rata yang menguntungkan seiring waktu.
3. Mengambil
keuntungan pada tahap mark up
Seperti diungkapkan
sebelumnya, pada tahap ini harga saham mulai pulih dan mulai mengalami kenaikan.
Manfaatkanlah kesempatan ini untuk menambah kepemilikan saham karena masih ada
ruang harga saham untuk naik.
4. Menghindari
penurunan dalam tahap distribusi
Di tahap distribusi ini
harga saham mulai stagnan, sebagai investor di tahap ini kita bisa menjual
sebagian portofolio yang kita miliki untuk mengunci keuntungan sebelum harga saham
berbalik arah ke tahap mark down.
5. Menunggu
kesempatan baru di tahap mark down
Walaupun di tahap mark down harga saham menurun, ada
peluang bagi kita yang jeli. Sebagai investor, kita bisa menunggu hingga harga
saham mencapai titik terendah dan bersiap untuk membeli kembali saham yang kita
incar. Pembelian ini tentu saja minim risiko dengan potensi keuntungan yang
maksimal. Baca Juga: Berapa Persen Penurunan Harga Saham Untuk Membeli Saham Kembali? Berikut Jawabannya!
Memahami siklus saham merupakan keterampilan yang sangat berharga bagi setiap investor. Dengan mengetahui tahap-tahap siklus saham serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, investor dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam mengelola portofolio. Dalam dunia investasi, waktu adalah kunci. Mampu mengenali momen yang tepat untuk membeli dan menjual akan meningkatkan peluang untuk meraih keuntungan yang maksimal. Melalui pengetahuan yang mendalam tentang siklus saham dan disiplin dalam berinvestasi, tujuan keuangan yang diinginkan pun dapat tercapai.