Kondisi Yang Perlu Diwaspadai Pada Laporan Keuangan Perusahaan
Kondisi yang harus diwaspadai di
laporan keuangan – Laporan keuangan merupakan petunjuk
penting untuk menilai kesehatan finansial sebuah perusahaan. Laporan keuangan
ini bukan hanya bisa menunjukkan posisi keuangan dan kinerja keuangan sebuah
entitas, tetapi juga dapat memberikan gambaran tentang risiko dan tantangan
yang mungkin dihadapi oleh perusahaan. Bagi investor dan analis sangat penting
untuk memahami kondisi-kondisi yang harus diwaspadai dalam laporan keuangan
agar bisa membuat keputusan yang lebih bijaksana.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang perlu diwaspadai saat membaca laporan keuangan:
Pertama: Pertumbuhan pendapatan yang
tidak konsisten
Tentu
saja, bagi investor menginginkan saham yang dipegangnya memiliki perusahaan
yang tumbuh secara konsisten setiap tahunnya. Namun, jika menemukan di laporan keuangan
pendapatan suatu perusahaan mengalami penurunan pendapatan atau bahkan mengalami
kerugian, ini bisa menjadi tanda peringatan.
Ada
beberapa hal yang perlu menjadi fokus perhatian, seorang investor yaitu: jika
pendapatan perusahaan yang meningkat drastis tanpa alasan yang jelas, ini bisa
mengindikasikan manupulasi pendapatan atau pencatatan penjualan yang tidak
benar. Sedangkan bila pendapatan mengalami penurunan secara tiba-tiba juga
dapat menjadi tanda penurunan permintaan pasar atau bisa juga karena
permasalahan operasional. Baca Juga: Inilah Rasio Keuangan Penting Di Laporan Keuangan (PER, PBV, ROE, dan EPS)
Kedua: Beban dan pengeluaran yang
tinggi
Selanjutnya,
pengeluaran yang tinggi, terutama jika tidak diimbangi dengan peningkatan
pendapatan, dapat mengindikasikan efisiensi operasional yang buruk. Selain itu,
perusahaan yang terus menerus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk operasional
bisa mengakibatkan risiko keuangan yang besar. Perhatikan komponen pengeluaran
seperti beban operasional, beban gaji, dan biaya pinjaman. Kenaikan yang tidak
terkontrol pada komponen ini dapat menjadi tanda bahaya.
Ketiga: Utang yang terlalu tinggi
Salah
satu cara perusahaan untuk mendapatkan pendanaan adalah dengan utang. Tapi,
perlu diingat bahwa utang yang terlalu tinggi juga dapat meningkatkan risiko
gagal bayar, terutama jika rasio utang terhadap aset atau ekuitas sangat besar.
Utang yang tinggi juga dapat membatasi perusahaan untuk melakukan investasi
baru atau menghadapi situasi darurat.
Keempat: Rasio likuiditas rendah
Rasio
likuiditas sangat penting dikarenakan dapat menunjukkan sejauh mana perusahaan
dapat menghadapi keadaan darurat keuangan tanpa perlu menjual aset jangka
panjang atau berutang lebih banyak. Jika rasio likuiditas rendah mengindikasikan
bahwa perusahaan mungkin mengalami likuiditas atau terkendala dalam memenuhi
kewajibannya.
Kelima:
Arus kas operasional negatif
Seperti
kita ketahui arus kas operasional menunjukkan aliran kas yang dihasilkan sebuah
perusahaan dari kegiatan operasional sehari-hari perusahaan. Jika arus kas
operasional negatif hal ini menandakan perusahaan tidak menghasilkan kas yang
cukup dari operasionalnya untuk membiayai kegiatan bisnis inti. Jelas ini
merupakan tanda bahaya yang serius karena perusahaan mungkin perlu mencari
pinjaman atau mengandalkan pendanaan eksternal untuk menutupi kekurangan kas.
Keenam: Piutang yang menumpuk
Poin
selanjutnya, kondisi yang perlu diwaspadai saat membaca laporan keuangan adalah
piutang yang menumpuk. Jumlah piutang yang tinggi bisa menandakan bahwa
perusahaan memiliki masalah dalam mengumpulkan pembayaran dari pelanggannya.
Piutang yang terus meningkat dapat menjadi tanda bahwa perusahaan terlalu
longgar dalam kebijakan kreditnya atau pelanggan menghadapi kesulitan keuangan.
Ketujuh: Kecurigaan manipulasi
akutansi
Manipulasi
akuntansi bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari pengakuan pendapatan
yang terlalu dini hingga tidak mencatat biaya atau pengeluaran yang seharusnya.
Biasanya, perusahaan yang melakukan manipulasi akuntansi ingin menampilkan
kinerja yang lebih baik daripada yang sebenarnya.
Adapun
tanda-tanda umum dari kecurigaan manipulasi akuntasi yaitu lonjakan laba atau
pendapatan yang tidak wajar dibandingkan dengan tren industri, ketidaksesuaian antara arus kas operasional
dan laba bersih, dan pengeluaran yang ditunda atau pendapatan yang diakui lebih
awal.
Kedelapan: Kebijakan dividen yang
tidak seimbang
Dividen
yang terlalu besar dibandingkan dengan laba atau arus kas operasional bisa
mengindikasikan bahwa perusahaan berusaha untuk menarik perhatian investor
meski sebenarnya tidak mampu. Kebijakan dividen yang tidak seimbang dapat
menguras kas dan membuat perusahaan rentan terhadap risiko likuiditas.
Untuk
itu penting untuk memeriksa: rasio pembayaran dividen yang terlalu tinggi, dan
apakah pembayaran dividen dilakukan meskipun arus kas operasional perusahaan
negatif.
Kesembilan: Penggunanan luar biasa
dari item non-operasional
Beberapa
perusahaan mencantumkan pendapatan atau keuntungan besar dari kegiatan
non-operasional seperti penjualan aset atau investasi. Jika laporan keuangan
sangat bergantung pada pendapatan non-operasional untuk mencatat laba, hal ini
bisa menjadi tanda bahwa perusahaan mengalami kesulitan dalam menghasilkan laba
dari operasional inti.
Untuk hal ini, ada beberapa yang perlu menjadi perhatian: adanya pendapatan atau keuntungan yang tidak berulang yang besar dan ketergantungan pada sumber pendapatan yang tidak berkaitan dengan operasional utama perusahaan. Baca Juga: Strategi Manajemen Risiko dalam Investasi Saham! Meminimalkan Kerugian dan Memaksimalkan Keuntungan!