Tujuh Penyebab Seseorang Gagal dalam Mencapai Kebebasan Finansial

Kebebasan finansial merupakan impian banyak orang. Bagaimana tidak, seseorang yang sudah berada di tahap ini tidak perlu lagi khawatir akan kondisi keuangannya. Seseorang yang sudah mencapai kebebasan finansial memiliki kendali penuh atas keuangannya, dan sudah tidak tergantung lagi pada gaji bulanan dari pekerjaannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada kenyataannya kebebasan finasial atau finasial freedom ini bukanlah hal mudah untuk menggapainya. Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan kegagalan ini, baik dari faktor internal mapun eksternal.

Pada kesempatan ini, kita akan membahas hal-hal apa saja yang menjadi penyebab seseorang gagal dalam mencapai kebebasan finansial:

Pertama: Kurangnya perencanaan keuangan yang baik

Untuk mencapai kebebasan finansial, kita harus memiliki perencanaan keuangan yang baik. Tanpa perencanaan yang jelas, akan susah bagi seseorang untuk mengelola pendapatan, pengeluaran, menabung, dan berinvestasi dengan bijak. Bukan rahasia lagi, jika banyak orang yang mengabaikan pentingnya membuat anggaran bulanan atau bahkan ada yang tidak memiliki rencana keuangan untuk masa depan mereka.

Selain tidak membuat anggaran bulanan, banyak ditemui beberapa kesalahan dalam perencanaan keuangan diantaranya adalah tidak mengalokasikan dana untuk investasi, mengabaikan pengeluaran kecil yang dapat menjadi besar seiring waktu, dan tidak memiliki dana darurat. Perencanaan keuangan ini dibuat bukan hanya untuk menghemat uang, tapi juga untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada agar tujuan jangka panjang dapat tercapai.

Kedua: Kebiasaan konsumtif dan gaya hidup yang boros

Ingatlah selalu, jangan ingin terlihat kaya, tapi jadilah kaya. Petuah ini sangat pas bagi kita yang sering melakukan pemborosan demi ingin terlihat kaya. Ketika pendapatan mengalami peningkatan, umumnya kebanyakan dari kita memilih untuk meningkatkan gaya hidup dengan membeli barang-barang mewah, bermerk, atau bahkan menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak benar-benar kita perlukan demi sebuah pengakuan orang banyak.

Kebiasan konsumtif dan gaya hidup boros ini, terkadang membuat orang jadi kalap mata. Segala cara dilakukan agar gaya hidupnya bisa terpenuhi, termasuk meminjam uang atau bahkan mengambil pinjaman yang tidak perlu. Bisa ditebak, akhirnya mereka terjebak dalam hutang dan sudah tidak mampu lagi untuk menabung ataupun melakukan investasi, yang sangat penting untuk mencapai finasial freedom.

Ketiga: Terlalu mengandalkan satu sumber pendapatan

Kebanyakan dari kita berpikir kalau sudah memiliki satu pekerjaan maka kita akan aman. Padahal, mengandalkan satu pekerjaan sangat berisiko, jika dipandang dari sudut keuangan. Hal ini dikarenakan, tidak ada jaminan kalau kita akan terus berkerja dipekerjaan kita saat ini. Bukan tidak mungkin hal tak terduga terjadi, seperti pemutusan hubungan kerja atau PHK menimpa kita, yang bisa menyebabkan sumber keuangan satu-satunya yang kita miliki terhenti. Baca Juga: 9 Hal Yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Memutuskan Untuk Resign

Mengatasi ini, kita bisa mempertimbangkan untuk memiliki usaha sampingan, terlibat dalam proyek-proyek yang dapat memberikan penghasilan tambahan, atau bisa juga dengan berinvestasi dalam aset yang menghasilkan pendapatan pasif.



Keempat: Hutang yang tidak dikelola dengan baik

Sebenarnya tidak ada larangan bagi kita untuk berhutang, asal hutangnya produktif, bukan hutang konsumtif. Hutang produktif merupakan hutang yang dipergunakan untuk menghasilkan pendapatan di masa depan, seperti membuka bisnis, atau bisa juga dengan membeli rumah untuk kemudian di sewakan.

Pada kenyataannya, kebanyakan dari kita justru memilih berhutang konsumtif, yang justru bisa mengrogoti kesehatan keuangan kita. Kita sering berhutang untuk membeli barang-barang yang tidak menambah nilai atau pendapatan atau nilainya berkurang seiring berjalannya waktu, seperti membeli kendaraan mewah, gadget terbaru, dan pakaian yang mahal. Untuk itu, penting bagi kita mengelola hutang dengan baik. Hindari berhutang konsumtif, hanya agar terlihat menawan di hadapan banyak orang.

Kelima: Tidak berinvestasi dengan bijak

Alasan yang paling umum kebanyakan orang tidak berinvestasi adalah dikarenakan ketakutan menghadapi risiko kerugian dan tidak punya pengetahuan serta pemahaman cara kerja investasi. Akhirnya, banyak yang memutuskan menyimpannya dalam tabungan yang memiliki bunga yang rendah yang tidak akan cukup untuk melawan inflasi dalam jangka panjang.

Ada juga yang memilih berinvestasi, tapi dikarenakan tidak melakukan riset yang memadai, akhirnya malah terjerat investasi ‘bodong’ yang menawarkan keuntungan berlipat ganda dalam semalam, yang ujung-ujungnya bisa ditebak sendiri, yaitu berujung pada kerugian. Itulah sebabnya berinvestasilah dengan bijak. Pahamilah instrumen investasi yang tersedia, seperti reksadana, obligasi, properti, saham, serta mengetahui bagaimana cara mengelola risiko. Investasi dengan bijak akan mendatangkan keuntungan pada Anda dalam jangka panjangnya, sehingga impian kekebasan finansial akan segera terwujud.

Keenam: Kurangnya edukasi atau pengetahuan tentang keuangan

Seperti diungkapkan di atas, pengetahuan akan keuangan sangat penting dalam mengejar impian finansial freedom. Edukasi atau pengetahuan keuangan ini mencakup berbagai aspek, seperti bagaimana investasi itu berkerja, pengenalan hutang produktif dan konsumtif, dan mengetahui cara pengelolaan risiko keuangan. Tanpa pengetahuan keuangan, seseorang mungkin saja membuat keputusan yang buruk, seperti meminjam uang dengan bunga tinggi, berhutang untuk membeli barang yang tidak penting, bahkan sampai berinvestasi pada instrumen keuangan yang tidak dipahami.

Oleh karena itu, setiap kita seharusnya membekali diri dengan pengetahuan yang memadai tentang keuangan. Terlebih di zaman modern ini, banyak sekali sumber informasi yang tersedia untuk kita, seperti buku, seminar, bahkan sampai ada kursus online tentang pengelolaan keuangan yang baik.

Ketujuh: Kurang displin dan konsistensi

Mengelola keuangan dan mencapai tujuan finasial merupakan proses jangka panjang yang tentu saja membutuhkan komitmen, disiplin, dan konsistensi. Banyak yang memulai dengan niat yang baik, seperti menabung atau berinvestasi, tapi seiring berjalannya waktu sering lupa dan tergoda untuk menghambur-hamburkan uangnya sehingga meninggalkan rencana keuangan yang telah dibuat.

Dispilin dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan merupakan kunci keberhasilan. Seseorang harus mampu menahan godaan untuk menggunakan uangnya pada hal-hal yang tidak perlu dan selalu fokus pada tujuan jangka panjang yang telah mereka tetapkan. Selain itu, konsistensi juga hal penting dalam berinvestasi. Berinvestasi secara berkala, bahkan dalam jumlah kecil, akan lebih baik dari pada menunggu waktu yang tepat dengan harapan dapat berinvestasi dalam jumlah besar. Baca Juga: Metode Pengelolaan Keuangan Sederhana dengan Manfaat yang Besar

Loading...

Subscribe to receive free email updates: