Strategi Manajemen Risiko dalam Investasi Saham! Meminimalkan Kerugian dan Memaksimalkan Keuntungan!

Salah satu tantangan dalam berinvestasi, khususnya investasi saham adalah bagaimana mengelola risiko secara efektif. Manajemen risiko merupakan kunci untuk memastikan bahwa investasi dapat bertahan dalam jangka panjang dan menghasilkan keuntungan yang stabil.

Manajemen risiko dalam investasi saham merujuk pada proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengendalikan risiko yang mungkin timbul dalam portofolio investasi. Tujuannya adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang dapat mempengaruhi nilai investasi. Dimana risiko dalam investasi saham bisa berupa perubahan harga pasar, kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi global, sampai ke performa perusahaan itu sendiri.

Setiap kita sebagai investor perlu memiliki pemhaman yang baik tentang berbagai jenis risiko yang ada dalam investasi saham agar bisa mengambil keputusan yang tepat. Hal ini penting, karena seperti kita ketahui tidak ada investasi yang bebas risiko, tetapi risiko tersebut bisa dikelola atau diminimalkan dengan strategi yang tepat.

Berikut ini adalah jenis-jenis risiko, dan strategi yang dapat diterapkan untuk meminimalkan kerugian:

#Jenis-jenis risiko yang umumnya dihadapi investor saham:

1.  Risiko pasar

Anda pasti tidak asing dengan risiko pasar. Risiko pasar merupakan risiko yang bertautan dengan naik turunnya harga saham di pasar modal. Pergerakan harga saham secara keseluruhan bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya: kondisi ekonomi, perubahan suku bunga, inflasi, dan peristiwa global. Contohnya adalah adanya pandemi, krisis keuangan global, peperangan, atau dikarenakan kenaikan suku bunga.

2.  Risiko likuiditas

Risiko likuiditas terjadi saat kita sebagai investor kesulitan dalam menjual saham dengan harga wajar dikarenakan kurangnya pembeli. Perusahaan kecil atau yang kurang dikenal mungkin mengalami tantangan likuiditas yang lebih besar dibandingkan dengan saham dari perusahaan besar dan terkenal.

3.  Risiko perusahaan

Pada poin ketiga ini, risiko terkait langsung dengan performa perusahaan di mana kita berinvestasi. Misalnya saja penurunan harga saham bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: manajemen perusahaan yang buruk, skandal internal, penurunan pendapatan perusahaan, dll.

Itulah sebabnya sebelum memutuskan untuk membeli sebuah saham, kita sebagai investor perlu melakukan analisis fundamental perusahaan.



4.  Risiko inflasi

Hal ini mengacu pada kemungkinan daya beli dari uang yang diinvestasikan akan menurun karena adanya inflasi. Bisa juga daya beli masyarakat menurun sehingga pendapatan perusahaan juga ikut menurun.

5.  Risiko suku bunga

Bukan rahasia lagi jika perubahan suku bunga bisa mempengaruhi kinerja pasar saham. Ketika suku bunga naik, investor mungkin akan memilih investasi yang menghasilkan return stabil seperti obligasi. Hal ini tentu saja membuat pasar saham mengalami penurunan dan pada akhirnya akan menurunkan harga saham tersebut.

# Strategi manajemen risiko dalam investasi saham

Untuk mengelola risiko dalam investasi saham, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan. Berikut beberapa diantaranya:

1.  Diversifikasi portofolio

Salah satu cara dalam mengelola risiko dalam investasi saham adalah diversifikasi portofolio. Diversifikasi adalah dengan cara menyebar investasi ke berbagai emiten saham dari sektor yang berbeda atau bahkan ke berbagai jenis instrumen investasi, risiko kerugian dapat diminimalkan. Jika suatu saham mengalami penurunan, saham lain dalam portofolio mungkin tidak terpengaruh atau justru saham yang lain mengalami kenaikan, sehingga mengurangi dampak penurunan total pada portofolio kita.

2.  Menentukan toleransi risiko

Setiap investor memiliki tingkat toleransi risiko yang berbeda. Investor harus mengenali seberapa besar risiko yang tersedia mereka tanggung dan berinvestasi sesuai dengan profil risiko tersebut. Bagi yang memiliki toleransi rendah, lebih bijaksana untuk memilih saham-saham yang cenderung stabil, seperti saham blue chip, dari pada saham yang lebih spekulatif. 

3.  Menggunakan analisis fundamental dan teknikal

Untuk mengurangi risiko, hal ini wajib untuk kita lakukan. Lakukanlah analisis baik itu fundamental dan teknikal. Jangan membeli kucing dalam karung. Jangan membeli sebuah saham berdasarkan emosi.

Analisis fundamental melihat kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangan, prospek bisnis, manajemen, dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi nilai intristik perusahaan.

Sementara analisis teknikal melihat pergerakan saham di masa lalu untuk memprediksi tren masa depan. Kombinasi analisis fundamental dan teknikal dapat membantu investor dalam membuat keputusan yang lebih terinformasi dan mengelola risiko dengan lebih baik. Baca Juga: Perbandingan dan Kapan Menggunakan Analisis Fundamental Maupun Analisis Teknikal

4.  Cut loss dan take profit

Benar bahwa kita tidak pernah tahu kondisi pasar ke depannya, tapi kita bisa menerapkan manajemen risiko. Salah satu strategi untuk menerapkan manajemen risiko adalah strategi cut loss dan take profit. Strategi cut loss melibatkan penjualan saham ketika harga saham turun ke tingkat tertentu untuk menghindari kerugian lebih besar. Sebaliknya, take profit merupakan strategi di mana investor menjual saham setelah mencapai keuntungan tertentu.

Tentunya dengan menetapkan batas cut loss dan take profit sebelumnya, kita dapat terbantu untuk menghindari keputusan emosional yang merugikan.

5.  Rencana investasi yang jelas

Tentu saja manajemen risiko yang baik memerlukan rencana investasi yang matang atau jelas. Investor perlu memiliki rencana investasi yang jelas, termasuk tujuan investasi, horizon waktu, dan strategi exit. Dengan rencana yang jelas, investor bisa menghindari pengambilan keputusan impulsif berdasarkan emosi seperti ketakutan atau keserakahan yang seringkali merugikan.

Yang perlu diingat juga adalah rencana investasi juga harus dievalusi secara berkala. Perubahan kondisi pasar, ekonomi, atau situasi pribadi bisa mempengaruhi profil risiko dan tujuan investasi. Oleh karena itu, fleksibilitas dalam menyesuaikan rencana investasi sangat penting agar tetap relevan dan sesuai dengan kondisi terkini. Baca Juga: Perbandingan dan Kapan Menggunakan Analisis Fundamental Maupun Analisis Teknikal

Loading...

Subscribe to receive free email updates: