Inilah Tanda-Tanda Saham Sedang Terdiskon Dan Wajib Kamu Beli!

Tanda sebuah saham sedang terdiskon – Investasi saham acapkali menjadi arena yang menarik bagi investor, di mana peluang dan risiko saling berdampingan. Salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu adalah ketika harga saham mengalami penurunan signifikan atau biasa disebut dengan ‘terdiskon’. Walau kata ‘diskon’ seringkali dikonotasikan sebagai kesempatan yang bagus untuk membeli sebuah saham dengan harga murah, tapi penting bagi seorang investor untuk memahami lebih dalam mengapa harga saham tersebut menjadi sangat murah?

Ada beberapa indikator dan tanda yang bisa membantu investor untuk menilai, apakah sebuah saham benar-benar sedang dalam kondisi terdiskon dan layak untuk dibeli, atau sebuah saham harganya turun dikarenakan fundamentalnya yang tidak baik. Berikut adalah beberapa tanda sebuah saham sedang terdiskon dan layak untuk dibeli:

1.  Penurunan harga saham yang signifikan tapi fundamental kuat

Salah satu tanda bahwa sebuah saham harganya sedang terdiskon adalah harga saham mengalami koreksi atau penurunan tajam, tapi fundamental perusahaannya sebenarnya baik-baik saja.

Contohnya adalah sebuah perusahaan memiliki laporan keuangan yang baik, laba mengalami peningkatan, diurus manajemen yang baik, tapi harga sahamnya jeblok dikarenakan faktor eksternal perusahaan, seperti sentimen pasar global, ketidakstabilan politik, perubahan kebijakan ekonomi, atau bisa juga sebuah berita buruk yang hanya bersifat sementara.

Jika kasus di atas terjadi, maka keputusan beli saham diharga murah menjadi pilihan bijak yang bisa Anda ambil.

2.  Valuasi saham yang rendah

Pada poin ini, Anda tentu sudah paham. Indikator bahwa sebuah saham sedang terdiskon adalah ketika valuasi saham tersebut berada di bawah rata-rata historis atau industri. Salah satu alat ukur yang sering dipakai adalah Price to Earning Ratio (P/E), Price to Book Ratio (P/B), atau Price to Sales Ratio (P/S). Jika sebuah saham memiliki rasio P/E yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata industri atau kompetitor yang sebanding, ini menjadi pertanda kalau saham tersebut sedang terdiskon atau undervalued. Baca Juga: Memilih Saham Murah Tapi Tidak Murahan: Strategi Cerdas Investor Pemula dan Berpengalaman!

Tapi, perlu dipahami oleh investor adalah harga saham yang sedang terdiskon bukan berarti kita harus siap dana untuk segera membelinya. Melainkan, kita harus menelisik lebih dalam mengapa harga saham tersebut murah? Apakah ada masalah di perusahaan? Bagaimana melihatnya? Dengan cara melakukan analisis mendalam terhadap laporan keuangan perusahaan, dari hasil analisa tersebut kita bisa melihat prospek perusahaan ke depannya seperti apa.

Misalnya saja Anda melihat sebuah saham memiliki rasio P/E yang rendah dibandingkan dengan perusahaan lain dengan sektor yang sama. Ketika Anda mengecek laporan keuangannya, ternyata perusahaan sedang berada dalam masa ekspansi yang membutuhkan dana yang besar. Biasanya, hal ini menyebabkan penurunan sementara dalam laba bersih, yang membuat rasio P/E terlihat rendah. Tapi, dalam jangka panjang, jika transisi atau ekspansi ini berhasil, perusahaan ini bisa menghasilkan keuntungan yang besar dan tentu saja nantinya akan diiringi dengan kenaikan harga sahamnya.



3.  Pembelian saham oleh pemegang saham besar

Tanda lain yang bisa dijadikan patokan bahwa harga saham lagi terdiskon adalah ketika insiders (orang dalam perusahaan, seperti: direksi, eksekutif,  manajemen pucuk) atau pemegang saham besar mulai membeli saham dalam jumlah besar.

Seperti diketahui insider ini merupakan seseorang yang memiliki informasi lebih dalam tentang kondisi perusahaan dan prospek ke depannya. Jika mereka memutuskan untuk membeli saham perusahaan di saat harga sedang turun, ini bisa jadi tanda bahwa mereka yakin harga saham tersebut sudah murah, dan seiring berjalannya waktu harga saham akan naik.

4.  Deviden yang stabil atau mengalami peningkatan

Deviden merupakan salah satu cara perusahaan mengembalikan nilai kepada pemegang saham. Jika sebuah perusahaan mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan deviden meskipun harga sahamnya mengalami penurunan, ini bisa menjadi sebuah tanda bahwa perusahaan tersebut memiliki arus kas yang kuat dan prospek bisnisnya stabil.

Jadi jika harga saham perusahaan terus turun, tapi deviden tetap lancar, maka ini bisa menjadi kesempatan kita untuk mengoleksi saham di harga lebih murah sambil menikmati keuntungan dari pembayaran deviden.

Yang perlu diwaspadai oleh investor adalah jika perusahaan dalam mempertahankan pembayaran devidennya mengambil utang besar. Hal ini tentu saja menandakan bahwa perusahaan sedang mengalami kesulitan secara finasial, dan kemungkinan besar tidak akan bisa mempertahankan pembayaran deviden di masa depan.

5.  Ketakutan dan sentimen negatif yang berlebihan di pasar

Kesalahan yang sering dilakukan oleh investor adalah seringkali bereaksi secara emosional ketika pasar modal dipenuhi dengan ketakutan, sehingga menjual sahamnya secara besar-besaran di harga rendah. Tentu saja dengan kondisi demikian membuat investor yang rasional membeli saham diharga yang terdiskon yang berpeluang untuk rebound kembali.

Namun, perlu diingat adalah membeli saham dalam keadaan ini membutuhkan analisa yang mendalam, keyakinan, dan strategi yang matang, karena biasanya sentimen negatif yang terjadi di pasar saham bisa bertahan lama dari yang diperkirakan.

Membeli saham yang sedang terdiskon merupakan strategi yang bisa memberikan keuntungan dalam jangka panjangnya. Dibutuhkan analisis yang mendalam dan pemahaman yang baik tentang kondisi pasar dan perusahaan, agar saham yang dibeli memang benar sedang terdiskon. Baca Juga: 6 Kesalahpahaman Tentang Investasi Saham Yang Sering Terjadi!

Loading...

Subscribe to receive free email updates: