Beberapa Kesalahan Yang Sering Dilakukan Investor Saham
Salah satu prinsip berinvestasi adalah ‘buy what you know, know what you buy,” yang artinya adalah jangan membeli saham yang tidak kita tahu kinerja perusahaannya. Meskipun saham menawarkan peluang besar untuk mendapatkan keuntungan, risiko yang terlibat juga tidak sedikit. Kesalahan dalam berinvestasi dapat berakibat fatal bagi para investor. Untuk meminimalisir risiko dan mengoptimalkan hasil investasi, penting untuk memahami kesalahan umum yang sering dilakukan oleh investor saham:
Pertama: Kurangnya Pemahaman Terhadap
Saham dan Pasar
Salah
satu kesalahan mendasar yang dilakukan oleh banyak investor adalah sering tidak
melakukan analisis fundamental terhadap saham-saham incarannya. Dimana banyak
yang hanya mengikuti tren atau rekomendasi dari pihak lain tanpa memahami
dasar-dasar analisis fundamental dan teknikal. Jadi tidak mengherankan kalau
pembelian saham berdasarkan spekulasi, seperti rumor atau berita yang tidak
terverifikasi.
Ingatlah
selalu perkataan dari Warren Buffett bahwa membeli saham itu seperti membeli sebuah
bisnis. Kita harus menganalisis bisnisnya, bukan sekedar pergerakan sahamnya saja.
Sebagai investor kita wajib membaca laporan keuangan perusahaan, laporan
laba-rugi, serta menghitung berbagai rasio rugi.
Kedua: Tidak Memiliki Tujuan
Investasi yang Jelas
Sebelum
memutuskan untuk pembelian saham, seorang investor harus menetapkan tujuan
investasinya. Apakah investasinya dalam jangka pendek, menengah, atau dalam
jangka panjang. Tanpa tujuan yang jelas, investor cenderung membuat keputusan
impulsif yang seringkali merugikan.
Dengan
memiliki tujuan yang jelas, investor bisa menyesuaikan strategi investasi
mereka, termasuk dalam memilih saham dan kapan harus menjual atau membeli saham
tersebut. Misalnya, jika tujuannya adalah untuk investasi jangka panjang,
investor mungkin lebih baik fokus pada perusahaan-perusahaan blue-chip yang stabil dan memiliki
pertumbuhan jangka panjang yang baik. Baca juga: 7 Langkah Menemukan Saham Multibagger! Kamu Harus Coba!
Ketiga: Terlalu Berfokus pada
Pergerakan Jangka Pendek
Salah
satu kesalahan umum yang dilakukan oleh investor adalah terlalu fokus pada naik
turunnya harga saham dalam jangka pendek. Mereka cenderung terburu-buru menjual
saham ketika melihat harga turun atau membeli ketika harga sahamnya naik karena
takut ketinggalan kereta, tanpa mempertimbangkan analisis mendalam. Pergerakan
jangka pendek sering kali didorong oleh sentimen pasar yang sementara dan tidak
mencerminkan kinerja fundamental perusahaan.
Oleh
sebab itu penting bagi investor untuk berfokus pada kinerja jangka panjang
perusahaan daripada fluktuasi harga harian. Sebelum membeli saham, lakukan
analisis fundamental yang mendalam untuk memahami potensi pertumbuhan jangka
panjang perusahaan tersebut. Jangan biarkan sentimen pasar jangka pendek
mempengaruhi keputusan investasi yang telah dipikirkan dengan baik.
Keempat: Tidak Sabar dan Mengharapkan
Hasil Cepat
Salah
satu kunci keberhasilan investor saham adalah kesabaran. Namun, pada
kenyataannya, sabar ini sangat susah untuk di terapkan. Harga saham naik sedikit,
buru-buru menjualnya takut harganya turun. Ketika harga saham turun, tiba-tiba
panik dan memutuskan menjual saham yang dipegang dalam keadaan rugi. Kesabaran
diperlukan karena nilai saham yang berfluktuasi cenderung memerlukan waktu
untuk tumbuh dan menunjukkan hasil optimal.
Investor
harus memiliki ekspektasi yang realistis dan memahami bahwa investasi saham
adalah strategi jangka panjang. Pasar saham akan mengalami naik turun, dan
investor perlu sabar untuk melihat hasilnya. Alih-alih panik saat harga turun,
lihatlah kesempatan untuk membeli saham bagus dengan harga diskon.
Kelima: Mengabaikan Manajemen Risiko
Siapa
yang menolak mendapat keuntungan berlipat dari investasi di saham. Tapi, jangan
dibayangkan enaknya saja, pikirkan juga risiko yang mengikuti kita saat membeli
sebuah saham. Tidak sedikit investor merasa terlalu percaya diri dan mengambil
risiko besar dengan menginvestasikan seluruh modal mereka pada saham berisiko
tinggi, seperti saham-saham perusahaan kecil yang baru berkembang (startup) atau saham penny stock. Meskipun potensi keuntungannya besar, risikonya juga
sangat tinggi, dan banyak investor yang kehilangan sebagian besar atau seluruh
modal mereka.
Keenam: Membeli saham murahan
Memang dianjurkan untuk membeli saham murah atau terdiskon. Tapi, saham yang dimaksud adalah saham yang memiliki fundamental yang baik. Bukan saham murah yang murahan yang memiliki fundamental yang buruk. Walaupun harga sahamnya ‘murah’ tapi jika fundamentalnya jelek, jangan berharap sahamnya akan lombat berkali-kali lipat dengan harga beli kita. Syukur-syukur bisa naik, umumnya yang terjadi justru harga sahamnya akan anjlok. Baca Juga: Inilah Tanda-Tanda Saham Sedang Terdiskon Dan Wajib Kamu Beli!