7 Saham dengan Market Cap Terbesar yang Tidak Punya Utang
Saat
berinvestasi di pasar saham, salah satu yang menjadi penilaian para investor
saham adalah posisi keuangan perusahaan, utamanya terkait utang. Seperti
diketahui, perusahaan yang tidak memiliki utang dianggap lebih stabil dan
memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam menjalankan operasional dan
strategi bisnisnya. Perusahaan yang tanpa hutang juga bisa mengurangi
finansial, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Berikut adalah 7 perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki kapitalisasi pasar (market cap) terbesar dan tidak memiliki utang:
1. Cimory (CMRY)
PT Cisarua Mountain Dairy
Tbk atau dikenal dengan CMRY yang bergerak dalam industri makanan dan minuman,
khususnya produk olahan susu dan makanan siap saji. CMRY merupakan salah satu
perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang besar tanpa utang.
Dalam beberapa tahun
terakhir, CMRY menunjukkan pertumbuhan yang stabil, dimana tahun 2022
perusahaan ini berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp. 6,38 triliun, lalu
berhasil bertumbuh di tahun 2023 dengan mencatatkan penghasilan sebanyak 7,77
triliun, dan pada tahun 2024 ingin mengejar kenaikan kinerja sebanyak dua
digit.
2. Sidomuncul (SIDO)
Salah satu perusahaan
terbesar di sektor farmasi dan herbal adalah PT Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul Tbk (SIDO). Di Indonesia, siapa yang tidak kenal produk Tolak Angin yang
merupakan salah satu merk terkenal di Indonesia.
SIDO dikenal sebagai
perusahaan dengan fundamental keuangan yang kuat dan tanpa utang. Salah satu
kunci keberhasilan perusahaan ini adalah strategi manajemen yang fokus pada
efisiensi operasional dan inovasi produk. SIDO juga dijadikan investor sebagai
saham defensif dengan pertumbuhan jangka panjang dikarenakan rutin membagikan
dividen yang menarik. Baca Juga: Memilih Saham Murah Tapi Tidak Murahan: Strategi Cerdas Investor Pemula dan Berpengalaman!
3. Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA)
PT Mitra Keluarga
Karyasehat Tbk (MIKA) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang layanan
kesehatan, khususnya rumah sakit. MIKA adalah salah satu operator rumah sakit
swasta terbesar di Indonesia dengan jaringan yang terus berkembang.
Salah satu keunggulan
dari perusahaan ini adalah kemampuannya dalam mendanai ekspansi tanpa harus
bergantung pada utang. Perusahaan MIKA membuktikan bahwa bisnis rumah sakit
bisa menjadi sektor yang sangat menguntungkan jika dikelola dengan manajemen
yang baik.
4. Puradelta Lestari (DMAS)
Perusahaan yang bergerak
dalam bidang pengembang kawasan industri dan properti, PT Puradelta Lestari Tbk
atau DMAS merupakan perusahaan selanjutnya yang memiliki kapitalisasi yang
besar tanpa utang berikutnya. Perusahaan ini menargetkan prapenjualan atau
marketing sales senilai Rp. 1,81 triliun pada tahun 2024.
Perusahaan DMAS terus
mendatangkan pendapatan dari penjualan lahan dan pengelolaan kawasan industri
yang memberikan arus kas positif secara konsisten. Dan perusahaan ini juga
rajin membagikan dividen yang besar kepada pemegang sahamnya, yang membuatnya
menjadi saham favorit di Bursa Efek Indonesia bagi dividen hunter.
5. Unilever Indonesia (UNVR)
Bukan hanya di Indonesia,
Unilever merupakan merk ternama dunia. Maka tidak salah kalau di Indonesia
perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan terbesar yang bergerak di sektor
barang konsumen. Sayangnya, walaupun merknya sangat terkenal, beberapa tahun
belakangan harga sahamnya anjlok hingga menyentuh angka 233.000/lotnya.
6. Siantar Top (STTP)
Perusahaan yang bergerak
dalam di sektor makanan ringan ini menjadi perusahan yang berhasil berkembang
tanpa harus menggunakan utang. Produk-produknya, seperti mie instan dan snack, telah
lama menjadi favorit konsumen di Indonesia dan beberapa negara lain.
7. Perusahaan Perkebunan London Sumatera
Indonesia (LSIP)
Perusahaan bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit ini memiliki keunggulan di efesiensi operasionalnya dan kemampuannya untuk menghasilkan arus kas yang stabil dari hasil perkebunan. Posisi bebas utang ini memberikan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) keuntungan yang kompetitif, terutama ketika harga komoditas berfluktuasi. Baca Juga: 7 Tanda Sebuah Saham Layak Untuk Dibeli, Kamu Harus Tahu!