Metode Membeli Saham, Mana Yang Terbaik: Mencicil (DCA) atau Membeli Sekaligus (Lump Sum)? Ini Dia Ulasan Lengkapnya!

Manakah strategi atau metode membeli saham yang mana lebih baik? Apakah metode dicicil dikenal dengan Dollar Cost Averaging (DCA)  ataukah metode beli langsung banyak yang lebih dikenal dengan  Lump Sum?

Bagi Anda yang sudah terjun ke dunia saham tentu tidak asing dengan kedua metode di atas. Dimana kedua metode di atas banyak digunakan para investor dalam membeli sebuah saham. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas secara mendalam kedua metode ini dan mempertimbangkan faktor-faktor apa yang sebaiknya kita perhatikan ketika memilih metode investasi yang tepat.

Kelebihan dan Kekurangan Dollar Cost Averaging (DCA):

Dollar Cost Averaging (DCA) adalah strategi investasi di mana investor membeli saham atau instrumen keuangan lainnya dalam jumlah yang sama secara periodik, terlepas dari kondisi pasar. Misalnya, seorang investor mungkin memutuskan untuk menginvestasikan Rp.1 juta setiap bulan selama 12 bulan di saham tertentu, terlepas dari apakah harga saham tersebut sedang naik atau turun.

Adapun tujuan utama dari metode DCA ini adalah untuk mendapatkan harga rata-rata seiring berjalannya waktu. Dengan membeli saham secara periodik, investor bisa membeli lebih banyak saham ketika harga rendah dan lebih sedikit saham ketika harga tinggi. Hal ini bisa membantu mengurangi risiko volatilitas pasar, terutama bagi investor yang merasa kurang nyaman dengan fluktuasi tajam harga saham. Tentu saja dengan metode ini, investor bisa mendapatkan rata-rata harga beli yang lebih rendah.

Metode mencicil saham ini (DCA) sangat cocok untuk investor pemula. Seperti kita ketahui, metode ini relatif mudah dan tidak memerlukan pemahaman mendalam tentang kondisi pasar, dimana investor pemula tidak perlu khawatir membeli di puncak harga karena investasi dilakukan secara bertahap.

Selain itu, metode ini juga membuat investor menghindari keputusan emosional. Umumnya, ketika pasar sedang turun, banyak investor saham yang panik dan menjual saham mereka, sedangkan ketika pasar saham mengalami kenaikan, kebanyakan investor yang takut kehilangan momentun dan membeli harga saham diharga yang tinggi.  

Selain memiliki kelebihan, metode cicil pembelian saham ini juga memiliki sejumlah kekurangan, diantaranya adalah

1.  Potensi keuntungan lebih rendah

Salah satu kekurangan metode Dollar Cost Averaging adalah metode ini umumnya menghasilkan keuntungan yang lebih rendah dibandingkan dengan membeli saham sekaligus (lump sum) ketika pasar sedang bullish. Hal ini dikarenakan investasi dilakukan secara bertahap, investor kemungkinan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan maksimal ketika harga saham terus naik setelah pembelian pertama.

2.  Biaya transaksi yang lebih tinggi

Tentu saja dengan metode DCA ini membuat pembelian terjadi lebih sering dibandingkan dengan lump sum. Tentu saja hal ini membuat investor kemungkinan besar harus membayar biaya transaksi (seperti komisi broker) setiap kali transaksi pembelian saham. Biaya ini tentu saja bertambah yang dapat mengurangi hasil investasi, terutama jika jumlah investasi per transaksi relatif kecil.

3.  Tidak optimal di pasar yang bullish

Jika kondisi pasar mengalami bulish yang cukup panjang, dimana harga saham terus naik, metode cicil bukanlah strategi terbaik, karena tentu saja harga rata-rata saham menjadi tinggi.

Pembelian Saham Metode DCA atau Lump Sump Diharapkan Memberikan Keuntungan


Kelebihan dan Kekurangan Lump Sum Investment

Membeli saham sekaligus atau lump sump merupakan metode di mana investor membeli saham dalam jumlah besar pada satu waktu. Dalam metode ini, investor menginvestasikan seluruh modal yang mereka miliki sekaligus.

Umumnya metode lump sum ini dilakukan oleh invenstor yang sudah memiliki modal besar atau telah menerima uang dalam jumlah besar. Dimana investor ini memilih untuk menginvestasikan dananya tersebut dalam satu waktu, dengan harapan mendapatkan hasil maksimal dari kenaikan harga saham di masa depan.

Adapun sejumlah keuntungan metode beli saham sekaligus atau lump sum ini adalah potensi untuk mendapatkan keuntungan yang besar, terutama di pasar bullish. Dengan membeli saham di harga bawah dengan modal dana sekaligus, seorang investor dapat memanfaatkan harga saham secara penuh, tanpa harus menunggu berinvestasi di masa depan.

Selain itu, metode ini juga lebih efisien dari segi biaya karena hanya satu kali transaksi, sehingga biaya terkait seperti komisi broker atau spread cenderung lebih rendah dibandingkan dengan metode DCA yang melibatkan banyak transaksi.

Tentu saja selain memiliki kelebihan, metode lump sum atau membeli sekaligus ini juga memiliki beberapa kelemahan di antaranya adalah:

1.  Risiko yang lebih besar

Metode lump sum investment memiliki risiko yang besar, terlebih jika metode ini dipakai saat harga saat berada pada puncaknya. Jika pasar tiba-tiba mengalami koreksi atau penurunan tajam setelah investasi dilakukan, investor bisa mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.

2.  Butuh keahlian dan keberanian

Tidak semua investor merasa nyaman langsung menginvestasikan seluruh dananya sekaligus. Dibutuhkan keyakinan dan keberanian bahwa saham yang dibeli dalam jumlah besar adalah pilihan yang tepat. Dimana sangat sulit memperediksi pergerakan harga saham yang membuat banyak kalangan ragu menggunakan metode ini. Metode ini butuh jam terbang dan pengetahuan yang mumpuni dalam penerapannya agar meminimalisir risiko yang muncul ke depannya.

3.  Waktu yang sulit untuk ditebak

Salah satu kelemahan metode ini adalah ketidakpastian waktu. Banyak investor merasa kesulitan untuk mengetahui kapan waktu terbaik untuk melakukan pembelian saham dalam jumlah besar, karena pasar bisa berubah dengan sangat cepat.

Setelah menguraikan kelebihan dan kekurangan kedua metode pembelian saham di atas, manakah yang lebih baik? Dollar Cost Averaging atau lump sum? Jawabannya adalah tidak ada jawaban pasti. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, dan keputusan akhir tergantung pada beberapa faktor, termasuk toleransi risiko, kondisi pasar, dan tujuan investasi individu.

Jika pasar sedang dalam tren naik (bullish), tentu saja membeli saham sekaligus di harga bawah atau lump sum adalah pilihan terbaik dibandingkan DCA. Di pasar yang naik, harga saham cenderung naik, sehingga membeli saham sekaligus di awal dapat memberikan keuntungan maksimal.

Namun, jika pasar sedang berfluktuasi atau bahkan turun (bearish),  maka metide mencicil atau Dollar Cost Averaging mungkin lebih bijaksana, dikarenakan investor bisa mendapatkan harga yang lebih rendah secara bertahap. Dengan kondisi ini, DCA membantu investor mendapatkan harga rata-rata saham diharga rendah dan mengurangi dampak negatif dari volatilitas pasar.

Investor dengan toleransi risiko tinggi mungkin lebih cenderung memilih lump sum investment, karena mereka siap menghadapi fluktuasi pasar jangka pendek demi potensi keuntungan yang lebih besar. Sebaliknya, investor yang lebih konservatif, atau mereka yang tidak nyaman dengan volatilitas pasar, mungkin lebih memilih mencicil atau DCA karena metode ini mengurangi risiko fluktuasi harga dalam jangka pendek.

Jika seseorang memiliki dana dalam jumlah besar yang siap diinvestasikan, lump sum mungkin lebih masuk akal. Namun, jika dana yang tersedia terbatas dan hanya bisa ditambah secara berkala (misalnya dari gaji bulanan), DCA akan lebih sesuai.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita pertimbangkan sebuah studi kasus hipotetis. Misalkan Anda memiliki modal Rp120 juta yang ingin diinvestasikan di saham dalam periode satu tahun. Dengan metode DCA, Anda memutuskan untuk menginvestasikan Rp10 juta setiap bulan selama 12 bulan. Sedangkan dengan lump sum, Anda menginvestasikan Rp120 juta sekaligus pada awal tahun.

Jika pasar saham cenderung naik selama tahun tersebut, lump sum investment kemungkinan akan memberikan hasil yang lebih baik, karena seluruh modal sudah diinvestasikan di awal, dan setiap kenaikan harga saham akan memberikan keuntungan lebih besar. Di sisi lain, jika pasar mengalami fluktuasi atau bahkan turun di tengah tahun, DCA mungkin lebih menguntungkan karena Anda bisa membeli saham dengan harga lebih rendah selama periode investasi.

Kesimpulan:

Dollar Cost Averaging dan Lump Sum investment memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mencicil membeli saham (DCA) adalah pilihan yang baik bagi investor yang ingin mengurangi risiko volatilitas dan berinvestasi secara konsisten tanpa harus memprediksi pergerakan pasar. Sementara, metode membeli saham sekaligus (lump sum) cocok bagi mereka yang siap menanggung risiko lebih tinggi demi potensi keuntungan yang lebih besar, terutama di pasar yang sedang naik (bullish).

Dalam memilih metode yang tepat, penting untuk mempertimbangkan tujuan investasi Anda, toleransi risiko, dan kondisi pasar saat ini. Terlepas dari metode yang dipilih, yang paling penting adalah tetap berinvestasi secara disiplin, memiliki rencana keuangan yang jelas, dan tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi pasar jangka pendek. Baca Juga: Mana Yang Lebih Baik Antara Diversifikasi Atau All In Di Saham?

Loading...

Subscribe to receive free email updates: